Assalamualaikum Wr.wb
Ini adalah naskah drama proklamasi kemerdekaan secara singkat
dari tanggal 16 Agustus – 17 Agustus 1945
16 Agustus 1945
Kira-kira pukul 04.00,
Para pemuda-pemuda menjemput Bung Karno dan Bung Hatta. Selanjutnya
berangkatlah rombongan Bung Karno dan Bung Hatta disertai Ibu Fatmawati dibawa
menuju Rengasdengklok.
Soekarno
: "Ada apa pemuda-pemuda datang kerumah saya subuh ini?"
Shodanco
: "Maaf Bung, Bung beserta isteri harus ikut dengan kami"
Soekarno
: "Akan pergi kemana?"
Subeno
: "Bung
tak perlu tau. Mau atau tidak Bung harus ikut dengan kami. Kami akan memaksa Bung baik dengan kekerasan
sekalipun"
Peristiwa dibawanya Soekarno-Hatta tersebut
disampaikan Sudiro kepada Mr. Soebardjo.
Sudiro
: "Soekarno dan Hatta tidak berada di kota. Sepertinya mereka
diculik!"
Soebardjo
: "Apa?! Benarkah begitu? Dimana mereka sekarang!"
Sudiro
: "Maaf, tapi saya tidak tahu. Sepertinya yang melakukan semua ini adalah
para pemuda bawah tanah"
Soebardjo
: "Pemuda bawah tanah? Wikana! Ia pasti tau dimana Soekarno dan Hatta berada
sekarang"
Sementara itu Soebardjo juga menghubungi Maeda
untuk memperoleh dukungan dalam usaha pencarian Soekarno-Hatta.
Soebardjo
: "Saya mendapat kabar bahwa Soekarno dan Hatta diculik"
Maeda
: "Apa?! Bagaimana bisa? Siapa penculiknya? Apa anda tahu dimana mereka
berada sekarang?"
Soebardjo
: "Tidak. Saya tidak tahu pasti siapa yang menyembunyikan mereka dan
keberadaan mereka sekarang, tetapi saya meminta bantuan kepada anda jika mereka
di sembunyikan oleh Angkatan Darat Jepang, maka tolong bebaskanlah mereka"
Maeda
: "Itu pasti akan saya lakukan"
Soebardjo
: "Saya meminta dukungan anda dalam usaha pencarian Soekarno-Hatta"
Maeda
: "Saya berjanji akan berusaha mencari sendiri dengan segala daya dimana
Soekarno-Hatta berada"
Sementara itu di Rengasdengklok, saat Soekarno
menemani isterinya Fatmawati menyulam bendera merah-putih, Ia diajak keluar
untuk berbicara dengan Shodanco Singgih.
Shodanco
: "Mengapa Bung tak mau memproklamasikan Indonesia lebih cepat? Mengapa
harus menunggu keputusan dari Jepang lebih dahulu?"
Soekarno
: "Bukan saya tak mau. Saya hanya tidak ingin semua terburu-buru.
Memproklamasikan kemerdekaan tanpa persiapan akan menyebabkan pertumpahan darah
lagi di Indonesia"
Shodanco
: "Tapi jika keadaannya sudah seperti ini bagaimana, Bung?"
Soekarno
: "Kalau memang semua sudah siap dan kita rencanakan. Saya bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia saat saya sekembali ke Jakarta"
Shodanco
: "Artinya Bung akan langsung mempersiapkan segala proklamasi kemerdekaan
jika Bung kembali ke Jakarta?"
Soekarno
: "Ya, karena semua butuh persiapan"
Shodanco Singgih langsung mengabari hal ini
pada pemuda bawah tanah. Pada siang hari Soebardjo bertemu dengan Wikana di
kantornya. Awalnya Wikana tetap merahasiakan tempat Soekarno-Hatta
disembunyikan, tetapi setelah Jusuf Kunto yang diutus untuk mengabari bahwa
Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia jika ia kembali ke
Jakarta datang, akhirnya Wikana bersama-sama dengan Jusuf Kunto memberitahu
Soebardjo bahwa kedua pemimpin itu diamankan diluar kota.
Soebardjo
: "Tolong anda beritahu dimana Bung Karno dan Bung Hatta sekarang"
Wikana
: "Saya tidak tahu dimana mereka"
Soebardjo
: "Tak mungkin anda tak tahu"
Jusuf
Kunto : "Ada apa ini?"
Soebardjo
: "Tolong beritahu saya dimana Bung Karno dan Bung Hatta sekarang"
Jusuf
Kunto : "Anda tak perlu khawatir, Bung
Karno dan Bung Hatta aman bersama kami. Bung Karno berkata ia akan
memproklamasikan Indonesia jika ia kembali ke Jakarta."
Wikana
: "Kami sengaja mengasingkan mereka ke luar kota agar mereka terhindar
dari penangkapan Angkatan Darat Jepang"
Soebardjo
: "Kalian juga tak perlu khawatir mengenai keselamatan Bung Karno dan Bung
Hatta jika mereka kembali, karena saya percaya dapat mengandalkan dukungan
Angkatan Laut andaikata mereka menemui kesulitan dari Angkatan Darat Jepang.
Wikana
: "Baiklah kalau memang begitu adanya. Kami sedikit merasa tenang"
Soebardjo
: "Jadi maukah Anda sekalian memberitahu saya dimana Soekarno-Hatta
berada? Saya ingin menjemput mereka"
Wikana
: "Baiklah, Jusuf Kunto yang akan mengantar anda ke tempat Soekarno-Hatta
berada sekarang"
Pukul 16.00 Soebardjo akan berangkat ke arah
timur dengan ditemani Sudiro dan diantar Jusuf Kunto.
Pukul 18.00 Akhirnya mereka sampai di Asrama
PETA Rengasdengklok. Soebardjo bertemu dengan Sukarni dan selanjutnya
dihadapkan pada seorang Mayor PETA, Subeno.
Subeno
: "Apa maksud kedatangan Anda kemari?"
Soebardjo
: "Maksud kedatangan saya kemari adalah untuk menjemput Bung Karno dan
Bung Hatta kembali ke Jakarta untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan"
Subeno
: "Apa jaminannya bahwa proklamasi kemerdekaan akan lebih cepat?"
Soebardjo
: "Proklamasi kemerdekaan paling lambat esoknya tengah hari. Apabila saya
gagal, maka saya siap ditembak mati"
Subeno
: "Baiklah anda saya izinkan untuk bertemu mereka"
Soebardjo akhirnya dapat bertemu dengan
Soekarno dan Hatta.
Soebardjo
: "Anda berdua harus segera kembali ke Jakarta. Dan anda harus bertemu
dengan Laksamana Maeda"
Pukul 21.00 Rombongan sampai di Jakarta. Atas
usul Soebardjo, Soekarno menelpon Maeda untuk meminjam rumahnya sebagai tempat
rapat.
Soekarno
: "Terimakasih telah mengizinkan kami meminjam rumah anda untuk mengadakan
rapat"
Maeda
: "Itu kewajiban saya yang mencintai Indonesia Merdeka"
21.30 Soekarno-Hatta berangkat ke rumah Mayor
Jenderal Nishimura (Kepala Departemen Urusan Umum/Somubucho) disertai Maeda.
Namun perundingan dengan
Nishimura menemui jalan buntu, akhirnya Soekarno-Hatta kembali kerumah Maeda
dan memulai rapat PPKI. Rapat PPKI pun dimulai dan menghasilkan naskah
Proklamasi.
Soekarno
: “Saya serta Bung Hatta dan Mr. Soebardjo mohon undur diri untuk menyusun
naskah Proklamasi”
Soebardjo
: “Mohon untuk Sukarni dan Sayuti ikut dengan kami”
Sayuti
Melik : “Baik”
Diruangan tersebut, Soekarno-Hatta-Soebardjo
menyusun naskah Proklamasi. Setelah selesai, Sayuti Melik yang mengetiknya.
Selesai di ketik, hasil naskah Proklamasi dibacakan di hadapan para peserta
rapat lainnya untuk disetujui. Namun, timbul masalah tentang siapa yang akan
menandatangani naskah tersebut.
Syahrir
: “Siapa yang akan menandatangani naskah tersebut?”
Wikana
: “Bagaimana jika anda saja karena anda adalah pemimpin pemuda-pemuda
Indonesia. Tanpa kegigihan anda dalam mendesak para golongan tua, mungkin hari
ini tidak akan ada”
Syahrir
: “Saya tidak pantas untuk menandatanganinya”
Sukarni
: “Bagaimana jika Bung Karno dan Bung Hatta saja yang menandatangani atas nama
Bangsa Indonesia?”
Shodanco
: “Usul yang bagus. Saya setuju. Apa semua setuju?”
Peserta
Rapat : “Ya, kami semua setuju”
Akhirnya naskah Proklamasi ditandatangani oleh
Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
17
Agustus 1945
Pukul
10.00 Bung Karno didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia di halaman rumah kediaman Bung Karno dihadiri oleh berbagai lapisan
masyarakat Indonesia.
Assalamualaikum Wr.wb
Ini adalah naskah drama proklamasi kemerdekaan secara singkat
dari tanggal 16 Agustus – 17 Agustus 1945
16 Agustus 1945
Kira-kira pukul 04.00,
Para pemuda-pemuda menjemput Bung Karno dan Bung Hatta. Selanjutnya
berangkatlah rombongan Bung Karno dan Bung Hatta disertai Ibu Fatmawati dibawa
menuju Rengasdengklok.
Soekarno
: "Ada apa pemuda-pemuda datang kerumah saya subuh ini?"
Shodanco
: "Maaf Bung, Bung beserta isteri harus ikut dengan kami"
Soekarno
: "Akan pergi kemana?"
Subeno
: "Bung
tak perlu tau. Mau atau tidak Bung harus ikut dengan kami. Kami akan memaksa Bung baik dengan kekerasan
sekalipun"
Peristiwa dibawanya Soekarno-Hatta tersebut
disampaikan Sudiro kepada Mr. Soebardjo.
Sudiro
: "Soekarno dan Hatta tidak berada di kota. Sepertinya mereka
diculik!"
Soebardjo
: "Apa?! Benarkah begitu? Dimana mereka sekarang!"
Sudiro
: "Maaf, tapi saya tidak tahu. Sepertinya yang melakukan semua ini adalah
para pemuda bawah tanah"
Soebardjo
: "Pemuda bawah tanah? Wikana! Ia pasti tau dimana Soekarno dan Hatta berada
sekarang"
Sementara itu Soebardjo juga menghubungi Maeda
untuk memperoleh dukungan dalam usaha pencarian Soekarno-Hatta.
Soebardjo
: "Saya mendapat kabar bahwa Soekarno dan Hatta diculik"
Maeda
: "Apa?! Bagaimana bisa? Siapa penculiknya? Apa anda tahu dimana mereka
berada sekarang?"
Soebardjo
: "Tidak. Saya tidak tahu pasti siapa yang menyembunyikan mereka dan
keberadaan mereka sekarang, tetapi saya meminta bantuan kepada anda jika mereka
di sembunyikan oleh Angkatan Darat Jepang, maka tolong bebaskanlah mereka"
Maeda
: "Itu pasti akan saya lakukan"
Soebardjo
: "Saya meminta dukungan anda dalam usaha pencarian Soekarno-Hatta"
Maeda
: "Saya berjanji akan berusaha mencari sendiri dengan segala daya dimana
Soekarno-Hatta berada"
Sementara itu di Rengasdengklok, saat Soekarno
menemani isterinya Fatmawati menyulam bendera merah-putih, Ia diajak keluar
untuk berbicara dengan Shodanco Singgih.
Shodanco
: "Mengapa Bung tak mau memproklamasikan Indonesia lebih cepat? Mengapa
harus menunggu keputusan dari Jepang lebih dahulu?"
Soekarno
: "Bukan saya tak mau. Saya hanya tidak ingin semua terburu-buru.
Memproklamasikan kemerdekaan tanpa persiapan akan menyebabkan pertumpahan darah
lagi di Indonesia"
Shodanco
: "Tapi jika keadaannya sudah seperti ini bagaimana, Bung?"
Soekarno
: "Kalau memang semua sudah siap dan kita rencanakan. Saya bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia saat saya sekembali ke Jakarta"
Shodanco
: "Artinya Bung akan langsung mempersiapkan segala proklamasi kemerdekaan
jika Bung kembali ke Jakarta?"
Soekarno
: "Ya, karena semua butuh persiapan"
Shodanco Singgih langsung mengabari hal ini
pada pemuda bawah tanah. Pada siang hari Soebardjo bertemu dengan Wikana di
kantornya. Awalnya Wikana tetap merahasiakan tempat Soekarno-Hatta
disembunyikan, tetapi setelah Jusuf Kunto yang diutus untuk mengabari bahwa
Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia jika ia kembali ke
Jakarta datang, akhirnya Wikana bersama-sama dengan Jusuf Kunto memberitahu
Soebardjo bahwa kedua pemimpin itu diamankan diluar kota.
Soebardjo
: "Tolong anda beritahu dimana Bung Karno dan Bung Hatta sekarang"
Wikana
: "Saya tidak tahu dimana mereka"
Soebardjo
: "Tak mungkin anda tak tahu"
Jusuf
Kunto : "Ada apa ini?"
Soebardjo
: "Tolong beritahu saya dimana Bung Karno dan Bung Hatta sekarang"
Jusuf
Kunto : "Anda tak perlu khawatir, Bung
Karno dan Bung Hatta aman bersama kami. Bung Karno berkata ia akan
memproklamasikan Indonesia jika ia kembali ke Jakarta."
Wikana
: "Kami sengaja mengasingkan mereka ke luar kota agar mereka terhindar
dari penangkapan Angkatan Darat Jepang"
Soebardjo
: "Kalian juga tak perlu khawatir mengenai keselamatan Bung Karno dan Bung
Hatta jika mereka kembali, karena saya percaya dapat mengandalkan dukungan
Angkatan Laut andaikata mereka menemui kesulitan dari Angkatan Darat Jepang.
Wikana
: "Baiklah kalau memang begitu adanya. Kami sedikit merasa tenang"
Soebardjo
: "Jadi maukah Anda sekalian memberitahu saya dimana Soekarno-Hatta
berada? Saya ingin menjemput mereka"
Wikana
: "Baiklah, Jusuf Kunto yang akan mengantar anda ke tempat Soekarno-Hatta
berada sekarang"
Pukul 16.00 Soebardjo akan berangkat ke arah
timur dengan ditemani Sudiro dan diantar Jusuf Kunto.
Pukul 18.00 Akhirnya mereka sampai di Asrama
PETA Rengasdengklok. Soebardjo bertemu dengan Sukarni dan selanjutnya
dihadapkan pada seorang Mayor PETA, Subeno.
Subeno
: "Apa maksud kedatangan Anda kemari?"
Soebardjo
: "Maksud kedatangan saya kemari adalah untuk menjemput Bung Karno dan
Bung Hatta kembali ke Jakarta untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan"
Subeno
: "Apa jaminannya bahwa proklamasi kemerdekaan akan lebih cepat?"
Soebardjo
: "Proklamasi kemerdekaan paling lambat esoknya tengah hari. Apabila saya
gagal, maka saya siap ditembak mati"
Subeno
: "Baiklah anda saya izinkan untuk bertemu mereka"
Soebardjo akhirnya dapat bertemu dengan
Soekarno dan Hatta.
Soebardjo
: "Anda berdua harus segera kembali ke Jakarta. Dan anda harus bertemu
dengan Laksamana Maeda"
Pukul 21.00 Rombongan sampai di Jakarta. Atas
usul Soebardjo, Soekarno menelpon Maeda untuk meminjam rumahnya sebagai tempat
rapat.
Soekarno
: "Terimakasih telah mengizinkan kami meminjam rumah anda untuk mengadakan
rapat"
Maeda
: "Itu kewajiban saya yang mencintai Indonesia Merdeka"
21.30 Soekarno-Hatta berangkat ke rumah Mayor
Jenderal Nishimura (Kepala Departemen Urusan Umum/Somubucho) disertai Maeda.
Namun perundingan dengan
Nishimura menemui jalan buntu, akhirnya Soekarno-Hatta kembali kerumah Maeda
dan memulai rapat PPKI. Rapat PPKI pun dimulai dan menghasilkan naskah
Proklamasi.
Soekarno
: “Saya serta Bung Hatta dan Mr. Soebardjo mohon undur diri untuk menyusun
naskah Proklamasi”
Soebardjo
: “Mohon untuk Sukarni dan Sayuti ikut dengan kami”
Sayuti
Melik : “Baik”
Diruangan tersebut, Soekarno-Hatta-Soebardjo
menyusun naskah Proklamasi. Setelah selesai, Sayuti Melik yang mengetiknya.
Selesai di ketik, hasil naskah Proklamasi dibacakan di hadapan para peserta
rapat lainnya untuk disetujui. Namun, timbul masalah tentang siapa yang akan
menandatangani naskah tersebut.
Syahrir
: “Siapa yang akan menandatangani naskah tersebut?”
Wikana
: “Bagaimana jika anda saja karena anda adalah pemimpin pemuda-pemuda
Indonesia. Tanpa kegigihan anda dalam mendesak para golongan tua, mungkin hari
ini tidak akan ada”
Syahrir
: “Saya tidak pantas untuk menandatanganinya”
Sukarni
: “Bagaimana jika Bung Karno dan Bung Hatta saja yang menandatangani atas nama
Bangsa Indonesia?”
Shodanco
: “Usul yang bagus. Saya setuju. Apa semua setuju?”
Peserta
Rapat : “Ya, kami semua setuju”
Akhirnya naskah Proklamasi ditandatangani oleh
Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
17 Agustus 1945
Pukul 10.00 Bung Karno didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di halaman rumah kediaman Bung Karno dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar